Materi Gejala Pemanasan Global

Materi Gejala Pemanasan Global

Materi Gejala Pemanasan Global - Hari ini, Source2Share akan membagikan artikel materi sekolah tentang Gejala Pemanasan Global, materi ini adalah materi Fisika SMA kelas XI pada kurikulum 2013.Dan berikut materi yang akan saya kupas.

Materi : Gejala Pemanasan Global

  • Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
  • Penyebab pemanasan global
1.    Efek rumah kaca
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
·    25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·    25% diserap awan
·    45% diserap permukaan bumi
·    5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Akibat Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
2.    Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
  • Gejala Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming telah mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, dibutuhkan cara tepat untuk mencegah dan mengurangi pemanasan global ini. Seperti yang telah dikemukakan bahwa penyebab pemanasan global adalah gas rumah kaca yang muncul secara alami maupun akibat ulah manusia.Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa pemanasan global sebatas khayalan para pencinta lingkungan. Adapula yang mengatakan bahwa pemanasan global sudah menjadi takdir yang tidak dapat dihindari. Di kalangan ilmuwan pun, masalah pemanasan global masih menjadi pro dan kontra.Satu hal yang pasti adalah pemanasan global sudah bisa kita rasakan melalui beberapa kejadian berikut ini. Tentu saja kejadian-kejadian ini bukan sebatas imajinasi maupun khayalan karena semua penghuni bumi pasti telah merasakannya.

1. Akibat Pemanasan Global - Kebakaran Hutan Besar-besaran
Salah satu gejala yang timbul akibat pemanasan global adalah terjadinya kebakaran hutan secara besar-besaran. Kebakaran hutan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa hutan di Amerika Serikat pun mengalami yang sama, bahkan ludes dilalap si jago merah. Dalam beberapa dekade terakhir, kebakaran hutan sering terjadi dalam tempo lebih lama sehingga lebih banyak meluluhlantakkan area perhutanan.
Para ilmuwan menghubungkan maraknya kebakaran hutan dengan temperatur bumi yang semakin panas sehingga mengakibatkan salju meleleh lebih cepat. Musim semi tiba lebih awal sehingga pelelehan salju turut terjadi lebih awal. Panasnya temperatur bumi pun membuat kawasan hutan mengering sehingga lebih mudah terbakar.

2. Akibat Pemanasan Global - Situs Purbakala Cepat Rusak
Pemanasan global membuat alam menjadi tidak bersahabat sehingga mengakibatkan situs purbakala mengalami kerusakan lebih cepat. Beberapa kuil, candi, artefak, serta situs bersejarah, tidak mampu lagi mempertahankan kekokohannya.
Semua itu disebabkan oleh suhu ekstrem, banjir, serta pasang laut yang semakin sering terjadi. Salah satu contoh, rusaknya situs bersejarah di Thailand, Sukhotai, yang telah berdiri selama 600 tahun. Situs bersejarah ini rusak akibat diterjang banjir besar.

3. Akibat Pemanasan Global - Ketinggian Gunung Berkurang
Mungkin Anda tidak pernah tahu bahwa ketinggian pegunungan Alpen telah mengalami penyusutan. Hal ini tiada lain disebabkan oleh pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya pelelehan es di puncak gunung.Berat lapisan es tersebut telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya selama ratusan tahun. Ketika lapisan es tersebut meleleh, beratnya akan terangkat sehingga permukaan bumi pun turut terangkat kembali secara perlahan.

4. Akibat Pemanasan Global - Satelit Bergerak Lebih Cepat
Emisi karbon dioksida menyebabkan planet mengalami pemanasan yang lebih cepat sehingga turut berimbas ke luar angkasa. Bagian terluar atmosfer memiliki udara yang sangat tipis. Seiring bertambahnya karbon dioksida, penyatuan molekul di bagian atas atmosfer akan berlangsung lebih lambat dan cenderung mengeluarkan energi serta membuat udara di sekitarnya menjadi dingin.
Semakin melimpah jumlah karbon dioksida, semakin banyak pula dorongan yang terjadi di atmosfer sehingga pergerakan satelit terjadi lebih cepat.

5. Akibat Pemanasan Global - Hanya yang Terkuat yang Sanggup Bertahan
Pemanasan global mengakibatkan pergantian musim datang tidak menentu sehingga hanya makhluk hidup terkuatlah yang sanggup bertahan. Contohnya, tanaman yang lebih cepat berbunga sehingga beberapa hewan turut bermigrasi lebih cepat.
Dalam proses migrasi yang lebih cepat ini, hewan yang pergerakannya lambat akan kehabisan makanan. Hanya hewan yang tangkas bergeraklah yang mampu bertahan hidup. Hal ini pun turut berlaku bagi manusia sebagai sesama makhluk hidup.

6. Akibat Pemanasan Global - Pelelehan Besar-besaran
Pelelehan gunung es ternyata tidak hanya dipicu oleh temperatur planet. Pelelehan gunung es turut dipicu oleh semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Gunung es yang meleleh akan membuat dasar tanah mengerut tidak menentu sehingga timbullah lubang-lubang yang merusak struktur tanah.
Imbasnya, berbagai fasilitas bangunan akan rusak, seperti jalur kereta api, jalan raya, serta rumah. Ketidakstabilan ini, terutama di dataran tinggi seperti pegunungan, dapat mengakibatkan keruntuhan batuan.

7. Akibat Pemanasan Global - Keganjilan di Daerah Kutub
Pemanasan global yang terjadi dikawasan kutub diduga lebih parah hingga mampu menghilangkan 125 danau di Kutub Utara. Beberapa penelitian yang dilakukan di sekitar sumber air yang menghilang itu mengindikasikan kemungkinan terjadinya pencairan bagian beku di dasar bumi.

8. Akibat Pemanasan Global - Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Nyatanya, pemanasan global telah menimbulkan berbagai keganjilan di daerah kutub. Ketika pelelehan es di Kutub Utara menimbulkan masalah pada hewan serta tanaman di dataran lebih rendah, timbul pula keadaan yang sama dengan ketika matahari terbenam pada biota Kutub Utara.
Beberapa tanaman di Kutub Utara mulai tumbuh dan tidak lagi terperangkap dalam bongkahan es. Para ilmuwan pun menemukan adanya pembentukan fotosintesis yang meningkat di beberapa area tanah sekitar dibanding dengan tanah pada zaman purba.

9. Akibat Pemanasan Global - Habitat Makhluk Hidup Berpindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak dekade 1900-an dimulai, manusia harus mendatangi area yang lebih tinggi untuk menemukan beberapa hewan, seperti tikus hutan, berang-berang, dan tupai. Para ilmuwan mengemukakan bahwa pemanasan global telah mengakibatkan hewan-hewan tersebut berpindah ke dataran yang lebih tinggi.
Perpindahan habitat yang dialami hewan-hewan ini turut mengancam keberadaan beruang kutub. Mengapa demikian? Karena pemanasan global telah mengakibatkan pencairan es di wilayah kutub sehingga habitat beruang kutub terancam hilang.

10. Akibat Pemanasan Global - Peningkatan Kasus Alergi
Pemanasan global telah mengakibatkan naiknya tingkat alergi pada manusia. Jika Anda sering mengalami bersin-bersin serta gatal di area mata ketika musim semi, pemanasan globallah penyebabnya. Kasus asma serta alergi di Amerika Serikat terus meningkat pada beberapa dekade terakhir.
Polusi dan pola hidup yang tidak seimbang dituding sebagai pemicu utama peningkatan jumlah alergi. Namun, para ilmuwan mengemukakan bahwa pemicu alergi ini adalah jumlah karbon dioksida yang semakin tinggi serta temperatur yang semakin panas. Kondisi ini pun turut berpengaruh pada tanaman, yaitu mekar lebih cepat dan memproduksi serbuk sari yang lebih banyak.
Setelah mengetahui, bahkan turut merasakan, beberapa gejalanya, masihkah Anda berpikir bahwa pemanasan global hanya sebuah khayalan para pencinta lingkungan?
  • Menipisnya Lapisan Ozon
    Lapisan ozon adalah suatu lapisan gas yang terbentuk di atmosfera kira-kira 20 hingga 25 km dari permukaan bumi atau Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer. Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira – kira 10% ozon atmospheric terdapat di Troposfir, suatu lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi (mulai dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).   Lapisan ozon berfungsi sebagai :
1.    melindungi bumi dari pada sinaran ultra ungu.
2.    menyerap dan membalikkan sinaran ultra ungu yang berlebihan ke angkasa .
           Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system kehidupan. Sisanya sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan sangat berguna bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.
        Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan ozon, dengan demikian jumlah UV-B yang mencapai bumi jumlahnya sangat sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia dapat mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan tubuh. Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan.
Akibat daripada penipisan lapisan ozon , sinaran ultra ungu yang berlebihan akan memudaratkan kehidupan di bumi. Punca-punca utama berlakunya penipisan lapisan ozon adalah :
  1. pembebasan klorofluorokarbon atau juga dikenali sebagai CFC melalui gas penyejuk dalam peti sejuk dan penyaman udara dan juga melalui bahan semburan aerosol dalam penyembur racun serangga
  2. penambahan kandungan gas metana akibat penggunaan baja kimia yang berterusan
  3. pembebasan gas hidrogen dan nitrogen oksida akibat daripada letupan bom nuklear dan juga ujian senjata nuklear
  4. pembebasan gas nitrogen dioksida oleh kapal terbang supersonik
Klorofluorokarbon ( CFC ) terdiri dari pada klorin, fluorin dan karbon. Apabila CFC dibebaskan ke atmosfera, molekul klorin akan bertindak balas dengan ozon lalu menguraikan ozon dan membebaskan oksigen. Proses ini akan mengakibatkan lapisan ozon dinipiskan. Penipisan lapisan ozon membolehkan sinaran ultra ungu sampai terus ke permukaan bumi tanpa sebarang halangan. Kesan-kesan penipisan lapisan ozon ialah :
  1. menyebabkan penyakit kanser kulit , katarak mata , , sakit mata dan melemahkan sistem imunisasi badan manusia
  2. memusnahkan sel dan mikro organisma dalam tumbuhan dan juga hewan
  3. merusakkan ekosistem lautan iaitu dengan menghalang plankton melakukan proses fotosintesis dan mengurangkan hasil kehidupan laut
  4. merusakkan dan mengurangkan hasil tanaman
  5. peningkatan suhu , pencairan glasier dan banjir di kawasan rendah
Ozon merupakan sebatian yang terdiri daripada tiga atom oksigen bagi setiap molekul. Ozon dijumpai oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Secara semulajadi , ozon terbentuk melalui tindak balas cahaya ultra lembayung dengan atmosfera bumi lalu membentuk satu lapisan ozon pada ketinggian 50 km.
  • Penyebab rusaknya ozon
      Ada beberapa penyebab terjadinya kerusakan pada lapisan ozon,antara lain sebagai berikut :
  1. CFC. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya.
  2. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif pada lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin banyak, semakin banyak pula gas karbon monokida yang di keluarkan, bisa dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila volume kendaraan semakin hari semakin bertambah 
  3. Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas udara yang ada di bumi. Gas2 karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi diserap oleh tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan untuk menyerap gas2 tersebut untuk membantu mengurangi kerusakan ozon dan tentunya menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup?
  4. Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada.Pada hewan,  Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
  5. Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama hal nya seperti asap kendaraan. Gas yang dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat mencemari udara, belum lagi limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan pabrik, dapat merusak lingkungan.
  • Dampak Akibat Kerusakan Ozon
  1. Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
  2. PENCAIRAN GUNUNG ES Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.Mengakibatkan pemanasan global(gobal warming).gas karbondioksida(CO2) memiliki kontribusi paling besar sekitar 50%, diikuti cholor flour carbon(CFC) 25%, gas methan 10% dan sisanya gas lain terhadap pemanasan global.
  • Cara penanggulanganya
Beberapa langkan yang dapat dilakukan untuk menjaga lapisan ozon adalah dengan melakukan kegiatan ramah ozon atau ozone friendly dan sosialisasi untuk mengubah perilaku manusia secara bertahap. Upaya ini harus selalu menerapkan prinsip 4R, yaityu melakukan: reduce, reuse, recycle, replace/replant.
Langkah-langkah lain:
  1. Kurangi pemakaian barang-barang yang memiliki bahan .
  2. Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang digunakan.
  3. Diperlukan desain arsitektur yang lebih baik sehingga udara segar dapat masuk dengan leluasa ke dalam ruangan kantor atau kamar tidur sehingga keperluan AC bisa dikurangi.
  4. Sesuaikan kapasitas kulkas dengan dengan kebutuhan sehingga lebih efektif.
  • Proses Terjadinya
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum, pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
  • Dampak Pemanasan Global bagi Kesehatan
Pemanasan global telah memberikan dampak hampir di segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang kesehatan. Berikut ini merupakan beberapa dampak pemanasan global bagi kesehatan manusia.
  1. Temperatur yang semakin panas dapat memicu timbulnya beberapa penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan beberapa penyakit kronis yang bisa berujung pada kematian.
  2. Perubahan cuaca secara ekstrem dapat menimbulkan bencana alam, seperti banjir sehingga menyebabkan munculnya beberapa penyakit. Misalnya, diare, malnutrisi, trauma psikologis, penyakit kulit, dan defisiensi mikronutrien.
  3. Pergeseran ekosistem dapat memicu penyebaran penyakit melalui air maupun penyebaran penyakit melalui vektor sehingga bisa meningkatkan penyakit demam berdarah. 
  4. Emisi gas yang berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit pada saluran pernapasan, seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung, dan paru-paru kronis.
Sekian postingan saya tentang Materi Gejala Pemanasan Global.Semoga Bermanfaat.

Previous
Next Post »

Pengunjung yang baik selalu Meninggalkan Komentar ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment